Selasa, 19 Juni 2012

Penyesalan Tak Bertepi....


      Bila hati telah diselimuti rasa dongkol, maka apapun yang dikerjakan tidak akan mendapat hasil yang maksimal .
     Bagi hamba yang beriman setiap perkara baginya adalah semua kebaikan, namun meskipun beriman seberiman-imannya seseorang tetap saja aka nada rasa tidak suka/dongkol dalam hati jika dia senantiasa dipojokan, diremehkan, dikucilkan, tidak dianggap,  namun orang beriman akan mengusahakan untuk memendamnya dengan senantiasa meminta pertolongan kepada Allah SWT.
     Hari ini Leutika hampir-hampir tidak percaya dengan apa yang dilakukannya, dia dengan sadar mencerikan saudaranya sendiri, yang berarti dia dengan sengaja memakan bangkai saudaranya sendiri …….
     Begitu bergejolak  rasa bencinya, sehingga pertolongan Allah tidak lagi mampu meredam amarahnya, dia menceritakan kejelekan saudaranya, mulai dari hal yang tidak masalah jadi konsumsi public sampai kemasalah privasi, dimana kejelekan saudaranya diumbar tanpa ditutup-tutupi sedikitpun, yang mungkin bisa jadi ada tambal kurangnya.
     Leutika benar-benar mempreteli saudaranya di depan manusia lainnya (Rona), dia tidak sadar bahwa malaikat Ratib dengan semangat mencatat keburukan-keburukannnya, dan malaikan Atid disebelah kanannya dengan penuh kelemasan menghapus catatan prestasi  kebaikan yang telah dia torehkan selama ini.
     Lama Leutika dalam tindakan bodohnya  karena kekalahan dalam melawan nafsunya, dia tersentak dengan suara Adzan di Mesjid dan kemudian tersadar akan perbuatannya itu.
                     Seburuk inikan diri ini……..??????
                     Selemah inikah imanku……??????
                     Sebodoh inikah aku………………??????
     Teriak Leutika dalam hati, dan terbisik  dalam hati kecilnya “mengapa saya tidak diam dan berusaha meluapkan kemarahan ini ya Allah…?????, mengapa saya dengan mudah mengumbar aib saudaraku dimata manusia lainnya”
                        Ya Allah……. Ampunilah dosa hamba…!!!!!!!!!
                        Hamba khilaf…..
                         hamba mohon ampun…!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
     Namun nasi telah menjadi bubur, penyesalan itu tidak bisa mengembalikan kata-kata yang keluar dari mulutnya itu unutk dissimpannya hanya dalam hati, sungguh kebaikan-kebaikan yang selama ini Leutika tabung bertahun-tahun kini sirna seketika hanya karena mengikuti emosi sesaat, tabungan itu telah berpindah kesaudarnya yang telah dia umbar keburukan-keburukannya, sungguh malang nasib Leutika.
                          Letikaa marah……………….
                          Marah pada dirinya sendiri……………….
                           Marah dengan tindakannya….
                           Marah dengan kebodohannya……
                           Dia benar-benar marah pada dirinya sendiri.
      Namun apakah dengan kemarahan dan penyesalan yang berkepanjanagn tanpa action akan merubah keaadaan menjadi kembali semula, tidak…. Sama sekali tidak, marah pada diri sendiri tidak akan bisa menyelesaikan masalah.
     Jam telah menunjukan jam 16.00, itu berarti saatnya unutk kembali berkumpul dengan keluarga dirumah (bagi yang sudah berkeluarga ataupun bujang yang masih tinggal dengan orang tua), beda dengan bujang perantau, pulang kerja saatnya bertemu kamar yang menyenangkan jika berada di dalamnya, ada rasa damai jika berdiam diri dalam kamar sendiri).
    Sampai di rumah Leutika benar-benar  masih mengingat kata-kata yang keluar dari bibirnya yang manis, tak ada satu katapun yang dia tidak ingat.
    Hingga tibalah waktu untuk mengistirahatkan badan setelah sehari penuh bergulat dengan kehidupan dunia, saatnya kembali kealam mimpi (tidur). Namun sedikitpun Leutika tidak mampu memejamkan matanya, kalimat-kalimat yang dia torehkan tadi siang benar-benar mengganggu pikirannya.
    Tak terasa terdengar seruan dari mesjid, yang memang rumah tempat leutika tidak berjarak jauh dengan Mesjid, sehingga sangat jelas seruan itu “Assalatu Khairumminannau… Assalatu Khairumminannau……!!!!!” Leutika kemudian beranjak dari tempat tidur dan mengambil air wudhu untuk mendirikan sholat Rawatib dua rakaat dan dilanjutkan dengan sholat Fardhu dua rakaat, dalam do’a Leutika memohon ampun kepada Allah atas keslaahan yang dia lakukan kemarin sore, dan berjanji kepada Allah SWT untuk datang memohon maaf kepada saudaranya yang telah dia Ghibahi, tak terasa air mata Leutika mengalir menyesali perbuatannya, (ketika engkau telah bertobat dengan tobat sebenar-benarnya atas kesalahanmu kepada Alllah SWT, maka Allah akan memaafkan dosa-dosamu, kecuali Syirik, namun Leutika berdosa kepada Allah dan juga bersalah kepada saudaranya, sehingga dia berjanji akan bertemu untuk meminta maaf kepada saudaranya setelah jam istirhat nanti, sekaligus mengajaknya makan siang bersama (itung-itung nyogok, he….).
    Belum saja Leutika beranjak dari Sajadahnya yang masih terbenrtang, terdengar bunyi HPnya yang menandakan ada SMS masuk.
    Siapa gerangan yang SMS pagi-pagi begini, sangat jarang bagi Leutika menerima SMS sepagi ini, dia kemudian mengambil HP yang ditarunya di meja dekat tempat tidurnya… ternyata sms dari Kina, tanpa ba bi bu, Leutika membuka smsnya,
                                 “Innalillah Wainna Ilaihi Rojiun…..
                                   Telah berpulang kerahmatullah MIRA,
                                    sekitar jam 04.00 subuh ini”
    Leutika bagai disambar petir, kaku, diam, tak berdaya, otot-otonya bagaikan remuk tak bertulang, dia tidak percaya dengan apa yang dibacanya, rasanya baru kemarin dia bertemu dengan MIRA dengan tatapan sinis Luetika padanya, apalagi dia telah gamblang menceritakan keburukan MIRA kepada Rona,
    Leutika benar-benar syok, dia belum sempat meminta maaf atas kesalahannya kemarin siang, dia belum sempat mendengar jawaban MIRA “iya Tik, aku g apa-apa, InsyaAllah saya telah memaafkanmu, MIRA juga minta maaf jika selama ini, MIRA ada salah sama Tika”,
    Leutika benar-benar ingin mendengar kata itu keluar dari mulut Mira, tapi itu sesuatu yang mustahil, Mira telah terbaring kaku, Rohnya telah kembali ke genggaman Sang Khalik, dia telah mengakhiri catatan hidupnya, lembaran kisahnya telah ditutupnya tadi jam 04.00 subuh.
     Siapa yang menyangka akan secepat ini, Mira akan pergi meninggalkan mereka selamanya, teman-temannya sangat syok dengan semua ini, karena semalam ia bersms dengan Kina, tentang rencana mereka berdua untuk memberikan Surprice kepada Leutika, namun rencana itu semua gagal bahkan kebahagian yang mereka mimpikan berdua (Mira dan Kina), berganti dengan tangis duka…..
     Leutika tidak bisa menahan air matanya, tangisnya membuncah seakan memecah kesunyian atas diamnya orang-orang yang mengelilingi jasad Mira, yang mungkin sama semua mendo’akan Mira dan berfikir, mengapa Mira begitu cepat pergi tanpa memberikan aba-aba sedikitpun ( karena selam ini ini Mira tidak pernah mengeluhkan sakit, dia wanita yang lincah, humoris, pintar namun kadang iseng terhadap temannya), dengan keisengannya itulah, Leutika benar-benar tidak menyadari bahwa Mira akhir-akhir ini memojokan, meremehkan, mengucilkan, dan tidak mengganggapnya, hanyalah sebuah keisengan dari Mira dan Kina sebagai Surprice Hari Ulang Tahun Leutika.
    Leutika benar- benar menyesal atas perbuatannya kemarin sore…….
   Setelah semua keluarga berkumpul, Mira kemudian dimakamkan, dan pelayatpun kembali ke rumah masing-masing,
   Namun Leutika tidak, dia tetap diam bersimpuh diatas pusara Mira, yang penuh dengan bunga-bunga,
                Mira…….
                Aku minta maaf atas segala kesalahan diri ini,
                Tika benar-benar tidak peka, terhadap apa yang engkau rencanakan bersama Kina untukku,
                 Aku khilaf, aku dongkol atas sikapmu beberapa hari ini, sehingga aku membalasnya dengan                   
                 mengumbar kejelekanmu, kepada Rona,
                Maafkan aku, telah membuka aibmu…….!!!!!!!
                Semoga Allah, menempatkanmu disisiNya…..
   Tak ada jawaban dari ungkapan maaf yang keluar dari mulut Leutika, nisan tak mampu menjawab  permohonan maafnya.
   Hanya Allahlah yang bisa menjawab semuanya………….