Bila hati telah diselimuti rasa dongkol,
maka apapun yang dikerjakan tidak akan mendapat hasil yang maksimal .
Bagi hamba yang beriman setiap perkara
baginya adalah semua kebaikan, namun meskipun beriman seberiman-imannya
seseorang tetap saja aka nada rasa tidak suka/dongkol dalam hati jika dia
senantiasa dipojokan, diremehkan, dikucilkan, tidak dianggap, namun orang beriman akan mengusahakan untuk
memendamnya dengan senantiasa meminta pertolongan kepada Allah SWT.
Hari ini Leutika hampir-hampir tidak
percaya dengan apa yang dilakukannya, dia dengan sadar mencerikan saudaranya
sendiri, yang berarti dia dengan sengaja memakan bangkai saudaranya sendiri …….
Begitu bergejolak rasa bencinya, sehingga pertolongan Allah
tidak lagi mampu meredam amarahnya, dia menceritakan kejelekan saudaranya,
mulai dari hal yang tidak masalah jadi konsumsi public sampai kemasalah
privasi, dimana kejelekan saudaranya diumbar tanpa ditutup-tutupi sedikitpun,
yang mungkin bisa jadi ada tambal kurangnya.
Leutika
benar-benar mempreteli saudaranya di depan manusia lainnya (Rona), dia tidak
sadar bahwa malaikat Ratib dengan semangat mencatat keburukan-keburukannnya,
dan malaikan Atid disebelah kanannya dengan penuh kelemasan menghapus catatan
prestasi kebaikan yang telah dia torehkan
selama ini.
Lama Leutika dalam tindakan bodohnya karena kekalahan dalam melawan nafsunya, dia
tersentak dengan suara Adzan di Mesjid dan kemudian tersadar akan perbuatannya
itu.
Seburuk
inikan diri ini……..??????
Selemah
inikah imanku……??????
Sebodoh
inikah aku………………??????
Teriak Leutika
dalam hati, dan terbisik dalam hati
kecilnya “mengapa saya tidak diam dan berusaha meluapkan kemarahan ini ya
Allah…?????, mengapa saya dengan mudah mengumbar aib saudaraku dimata manusia
lainnya”
Ya Allah……. Ampunilah dosa hamba…!!!!!!!!!
Hamba khilaf…..
hamba mohon
ampun…!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Namun nasi telah menjadi bubur, penyesalan
itu tidak bisa mengembalikan kata-kata yang keluar dari mulutnya itu unutk
dissimpannya hanya dalam hati, sungguh kebaikan-kebaikan yang selama ini
Leutika tabung bertahun-tahun kini sirna seketika hanya karena mengikuti emosi
sesaat, tabungan itu telah berpindah kesaudarnya yang telah dia umbar
keburukan-keburukannya, sungguh malang nasib Leutika.
Letikaa marah……………….
Marah pada dirinya sendiri……………….
Marah dengan
tindakannya….
Marah dengan
kebodohannya……
Dia benar-benar marah pada dirinya sendiri.
Namun apakah dengan kemarahan dan
penyesalan yang berkepanjanagn tanpa action akan merubah keaadaan menjadi
kembali semula, tidak…. Sama sekali tidak, marah pada diri sendiri tidak akan
bisa menyelesaikan masalah.
Jam telah menunjukan jam 16.00, itu
berarti saatnya unutk kembali berkumpul dengan keluarga dirumah (bagi yang
sudah berkeluarga ataupun bujang yang masih tinggal dengan orang tua), beda
dengan bujang perantau, pulang kerja saatnya bertemu kamar yang menyenangkan
jika berada di dalamnya, ada rasa damai jika berdiam diri dalam kamar sendiri).
Sampai di rumah Leutika benar-benar masih mengingat kata-kata yang keluar dari
bibirnya yang manis, tak ada satu katapun yang dia tidak ingat.
Hingga tibalah waktu untuk mengistirahatkan
badan setelah sehari penuh bergulat dengan kehidupan dunia, saatnya kembali kealam
mimpi (tidur). Namun sedikitpun Leutika tidak mampu memejamkan matanya,
kalimat-kalimat yang dia torehkan tadi siang benar-benar mengganggu pikirannya.
Tak terasa terdengar seruan dari mesjid,
yang memang rumah tempat leutika tidak berjarak jauh dengan Mesjid, sehingga
sangat jelas seruan itu “Assalatu Khairumminannau… Assalatu Khairumminannau……!!!!!”
Leutika kemudian beranjak dari tempat tidur dan mengambil air wudhu untuk
mendirikan sholat Rawatib dua rakaat dan dilanjutkan dengan sholat Fardhu dua
rakaat, dalam do’a Leutika memohon ampun kepada Allah atas keslaahan yang dia
lakukan kemarin sore, dan berjanji kepada Allah SWT untuk datang memohon maaf
kepada saudaranya yang telah dia Ghibahi, tak terasa air mata Leutika mengalir
menyesali perbuatannya, (ketika engkau telah bertobat dengan tobat
sebenar-benarnya atas kesalahanmu kepada Alllah SWT, maka Allah akan memaafkan
dosa-dosamu, kecuali Syirik, namun Leutika berdosa kepada Allah dan juga
bersalah kepada saudaranya, sehingga dia berjanji akan bertemu untuk meminta
maaf kepada saudaranya setelah jam istirhat nanti, sekaligus mengajaknya makan
siang bersama (itung-itung nyogok, he….).
Belum saja Leutika beranjak dari Sajadahnya
yang masih terbenrtang, terdengar bunyi HPnya yang menandakan ada SMS masuk.
Siapa gerangan yang SMS pagi-pagi begini,
sangat jarang bagi Leutika menerima SMS sepagi ini, dia kemudian mengambil HP
yang ditarunya di meja dekat tempat tidurnya… ternyata sms dari Kina, tanpa ba
bi bu, Leutika membuka smsnya,
“Innalillah
Wainna Ilaihi Rojiun…..
Telah
berpulang kerahmatullah MIRA,
sekitar jam
04.00 subuh ini”
Leutika bagai disambar petir, kaku, diam,
tak berdaya, otot-otonya bagaikan remuk tak bertulang, dia tidak percaya dengan
apa yang dibacanya, rasanya baru kemarin dia bertemu dengan MIRA dengan tatapan
sinis Luetika padanya, apalagi dia telah gamblang menceritakan keburukan MIRA
kepada Rona,
Leutika
benar-benar syok, dia belum sempat meminta maaf atas kesalahannya kemarin
siang, dia belum sempat mendengar jawaban MIRA “iya Tik, aku g apa-apa,
InsyaAllah saya telah memaafkanmu, MIRA juga minta maaf jika selama ini, MIRA
ada salah sama Tika”,
Leutika benar-benar ingin mendengar kata
itu keluar dari mulut Mira, tapi itu sesuatu yang mustahil, Mira telah
terbaring kaku, Rohnya telah kembali ke genggaman Sang Khalik, dia telah mengakhiri
catatan hidupnya, lembaran kisahnya telah ditutupnya tadi jam 04.00 subuh.
Siapa yang menyangka akan secepat ini,
Mira akan pergi meninggalkan mereka selamanya, teman-temannya sangat syok
dengan semua ini, karena semalam ia bersms dengan Kina, tentang rencana mereka
berdua untuk memberikan Surprice kepada Leutika, namun rencana itu semua gagal
bahkan kebahagian yang mereka mimpikan berdua (Mira dan Kina), berganti dengan
tangis duka…..
Leutika tidak bisa menahan air matanya,
tangisnya membuncah seakan memecah kesunyian atas diamnya orang-orang yang
mengelilingi jasad Mira, yang mungkin sama semua mendo’akan Mira dan berfikir,
mengapa Mira begitu cepat pergi tanpa memberikan aba-aba sedikitpun ( karena
selam ini ini Mira tidak pernah mengeluhkan sakit, dia wanita yang lincah,
humoris, pintar namun kadang iseng terhadap temannya), dengan keisengannya
itulah, Leutika benar-benar tidak menyadari bahwa Mira akhir-akhir ini
memojokan, meremehkan, mengucilkan, dan tidak mengganggapnya, hanyalah sebuah
keisengan dari Mira dan Kina sebagai Surprice Hari Ulang Tahun Leutika.
Leutika benar-
benar menyesal atas perbuatannya kemarin sore…….
Setelah semua keluarga berkumpul, Mira kemudian dimakamkan, dan
pelayatpun kembali ke rumah masing-masing,
Namun Leutika tidak, dia tetap diam bersimpuh diatas pusara Mira, yang
penuh dengan bunga-bunga,
Mira…….
Aku minta maaf atas segala
kesalahan diri ini,
Tika benar-benar tidak peka,
terhadap apa yang engkau rencanakan bersama Kina untukku,
Aku khilaf, aku dongkol atas
sikapmu beberapa hari ini, sehingga aku membalasnya dengan
mengumbar kejelekanmu, kepada Rona,
Maafkan aku, telah membuka
aibmu…….!!!!!!!
Semoga Allah, menempatkanmu
disisiNya…..
Tak ada jawaban dari ungkapan maaf yang keluar dari mulut Leutika, nisan
tak mampu menjawab permohonan maafnya.
Hanya
Allahlah yang bisa menjawab semuanya………….
1 komentar:
Thx ya
Posting Komentar