Rabu, 08 Agustus 2018

MASJID AL ALAM KENDARI


Wisata kali ini bukanlah wisata yang direncanakan, seperti beberapa waktu yang lalu, berencana untuk mengunjungi tempat wisata Religi yang lagi buming di kota Kendari, dan sekarang menjadi icon Kota Kendari, namun karena satu dan lain hal rencana itu tertunda.

sampai beberapa waktu lamanya, sayapun merencanakannya lagi bersama suami, namun kembali lagi Allah belum mengizinkan untuk merasakan sensasi dan kenikmatan fanorama yang disuguhkan alam kota Kendari,

Sampai datang saudara dari Kalimantan, dalam waktu beberapa hari liburan di Kendari dia bahkan sampai mengunjungi masjid ini lebih dari satu kali dan sayapun ditanya, saya hanya bisa menjawab belum sempat kesana, padahal sudah direncanakan. Uhm....

Waktu berlalu sampai berbulan, seminggu terakhir saya ke tempat kerja pergi pulang (PP)  karena kondisi anak yang lagi sakit, sampai saya mengambil cuti agar bisa mengurusnya,

Hari itu, saya sedang menyelesaikan pekerjaan tiba-tiba atasan mendatangi saya sambil menyerahkan Handphone, saya agak kebingungungan,

"Ada apa ya pak ?????"  tanyaku
"Ibu pimpinan ingin bicara padamu", kata bapaknya
Percakapanpun terjadi via telepon

"Halo...."
"Assalamu Alaikum bu"
"Waalaikumsalam", jawab ibunya dibalik telepon
"Begini ibu Asra, hari ini ada dokumen yang harus diantarkan ke BPS Provinsi karena mendesak, saya tau anaknya ibu Asra lagi sakit, jadi saya berharap ibu Asra mau mengantar dokumen itu, sehingga ibu tidak harus pulang di jam pulang kantor alias pulang sebelum jam 16.00 Wita" 
 begitu ibu pimpinan menjelaskan
"Oh iya bu, Insya Allah saya siap" sambil hati tersenyum manis
Karena artinya saya akan sampai di rumah sebelum gelap.

Karena sudah terjadi kesepakatan, akhirnya percakapan kami diakhiri dengan ucapan salam.

Tidak menunggu lama, sayapun ke jalan raya menunggu Mobil/Angkot yang akan menuju Kendari, Jarak antara Kendari dengan Unaaha, sekitar Kurang lebih 80 Km dengan jarak tempuh 90 menit.

Sesampai disana, saya minta jemput suami untuk mengantar saya ke Kantor BPS Provinsi, dan tanpa berlama-lama, soal titip menitip barangpun sudah clean, dan tanggungjawab saya selesai.

Karena waktu sholat Ashar sudah masuk, maka suamipun mengajak saya untuk sholat di Masjid Al Alam Kendari, karena kebetulan jarak antara Kantor BPS Provinsi Sultra dan Masjid tidak jauh, dan arahnyapun kami lewati jika hendak kembali ke rumah.
Pertama saya memasuki area kawasan Masjid, hati saya langsung berdecak kagum dengan keindahan alam ciptaan Allah, "Sempurna...."

Masjid ini berada di tengah laut teluk Kendari, bangunan tinggi kelihatan cantik ini dilihat dari jauh, dari arah yang lain, gunung-gunung nampak indah dibalut rumput pepohonan nan hijau, ditambah cahaya mentari sore yang berwarna keemasan, menambah keindahan di sore itu.
Air laut disini tenang, sehingga walau jarak daratan dengan masjid berkisar beberapa kilometer, namun tidak menimbulkan kekhawatiran, karena arusnya tenang seperti indahnya Alam dan Masjid Al-Alam membawa ketenangan.

Jika berada disini, saya yakin hati akan sejuk, kegelisahan, keresahan, akan berlalu terbawa angin laut, karena tempat ini bukan hanya tempat wisata biasa, tapi juga tempat bersujud, memohon, meminta pengharapan kepada Allah.

untuk menikmati kecantikan dan keindahan Masjid AL ALAM KENDARI, Silahkan mengunjungi hasil karya teman kami ARI HIDAYAT di

https://www.youtube.com/watch?v=zTJc438IehQ&feature=youtu.be 

Rabu, 06 Juni 2018

Disagregasi PMTB, Bentuk Perhatian Pemerintah dalam Mengawal Investasi

Disagregasi PMTB, Bentuk Perhatian Pemerintah dalam Mengawal Investasi

Kegiatan Rapat Koordinasi dengan OPD, Perusahaan, Desa, dll
Badan Pusat Statistik (BPS) tahun ini melaksanakan survei Disagregasi PMTB, yang bekerja sama dengan Bappenas,
Tujuan dari dilaksanakannya Survei Disagregasi PMTB ini agar pemerintah mengetahui jenis komoditas yang membentuk modal tetap bruto suatu daerah sehingga pemerintah dapat mengambil berbagai kebijakan, misal lapangan usaha apa yang perlu di didorong di wilayah tersebut.
Jika diuraikan Survei Disagregasi PMTB untuk memperoleh data populasi beberapa jenis komoditas yang menjadi PMTB menurut wilayah, memperoleh data indikator untuk menunjang penghitungan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) bangunan menurut jenisnya, memperoleh PMTB pemerintah yang bersumber dari APBD/APBN menurut jenis barang modal, memperoleh indikator untuk penghitungan usia pakai menurut jenis barang modal dan institusi dan menjadi sumber penghitungan stok kapital (seluruh stok barang modal pada usaha).
Kebutuhan data yang lebih rinci mengenai investasi sangat diperlukan. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka mengetahui sebesar apa investasi pemerintah, sektor mana yang perlu didorong oleh pemerintah dan lainnya.

Walau tahun sebelumnya BPS telah melaksanakan survei ini namun hanya terbatas pada sampel Dinas dan Perusahaan Non Finansial.

Pada tahun ini, Survei Disagregasi PMTB mengumpulkan data dari berbagai responden, diantaranya : Rumah Tangga, Lembaga Non Profit Yang melayani rumah tangga (LNPRT), Perusahaan Finansial dan Non Finansial, Dinas yang mencakup  jenis barang modal yaitu Bangunan tempat tinggal, bangunan bukan tempat tinggal, jalan, jembatan, mesin pembangkit, mesin khusus, mesin pengolah data, komputer, kapal laut, pesawat, mobil, motor, dll
Kegiatan Pencacahan Survei Disagregasi PMTB
sedangkan institusinya meliputi rumah tangga, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kab/Kota, Desa, Perusahaan Finansial, Perusahan non Finansial, dan Lembaga Non Profit, dan kategori usahanya mencakup usaha pertanian, pertambangan, industri, perdagangan, angkutan, keuangan, jasa pendidikan, jasa pemerintah, dll (s.d 17 kategori).
sedangkan total sampel se Indonesia 39.325 dengan jumlah sampel rumah tangga sebesar 10.280, Lembaga Non Profit sebanyak 3.210, Perusahaan Non finansial sebanyak 17.486, perusahaan finansial sebanyak 1.250 dan Sampel OPD sebanyak 4.565 Dinas.

Sebagai langkah awal mensukseskan Survei Disagregasi PMTB, BPS di seluruh Indonesia melakukan rapat koordinasi dengan OPD terkait, perusahaan yang menjadi sampel Disagregasi PMTB, serta para kepala Desa, yang dilaksanakan pada bulan April s.d Mei 2018 dengan tujuan agar Responden kooperatif dalam memberikan data pada setiap pertanyaan di kuesioner.

 Rakor yang dilaksanakan merupakan salah satu tahapan penting dalam menyusun disagregasi PMTB, sebab dari kegiatan PMTB diharapkan dapat menghasilkan rumusan dan strategis untuk
pelaksanaan disagregasi PMTB menurut sektor institusi dan lapangan usaha.

Berbicara pada survei ini BPS menyiapkan 17 kuesioner yang berbeda, sehingga petugas sedikit

Sabtu, 31 Maret 2018

Jakarta, Sampah dan Solusinya


Pada tahun 2017 Jakarta merupakan daerah yang berpenduduk terbanyak ke-6 Di Indonesia, dengan jumlah penduduk 10.277.600 jiwa, 4 % dari jumlah seluruh penduduk Indonesia (258.704.900 jiwa)  Sumber referensi : Data Jumlah Penduduk Indonesia dikutip dari Statistik Indonesia 2017, Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia.
Luas wilayah 662.33 Km2 (SK gubernur KDH DKI No. 171 Tahun 2007)
Secara rata-rata, setiap km2 wilayah Jakarta ditinggali 15.517 orang penduduk
Dari sekian juta jiwa yang mendiami kota Jakarta jika seandainya produksi sampah dikalikan dengan sampah yang dihasilkan dengan rata-rata perorang 0,5 kilogram sampah / hari, maka dalam sehari, kota Jakarta bisa memproduksi sampah sebanyak  kurang lebih 5 ton perhari, 154 ton Perbulan dan 1.875 ton Setahun, ini belum lagi ditambah sampah sisa hasil pengolahan di warung-warung makan, restoran, sampah sisa industri, sampah dari lingkungan (Sampah daun, sampah dari pohon tumbang, dll).
Berdasarkan hitung-hitungan di atas bahwa DKI Jakarta dapat memproduksi sampah kurang lebih 1.875 ton pertahun, jika pengelolaahnya tidak dilakukan dengan baik, maka semakin hari Jakarta akan menjadi Kota yang tidak nyaman untuk ditinggali (sampah makanan akan menghasilkan bau, pencemaran lingkungan, dan mempengaruhi kualitas air tanah).

Selasa, 27 Februari 2018

Susenas Selalu Punya Cerita

Walau Survei Ekonomi Nasional ( Susenas) Merupakan survei BPS yang rutin dilaksanakan setiap Semester ( Susenas Maret dan Susenas September), namun pamor survei ini tidak pernah dibawah rating lima survei senaisonal, macam film aja ye, he...

Hari ini Senin, tanggal 19 Februari 2018, merupakan hari pertama updating Susenas di seluruh Indonesia, walau hujan menghiasi senin pagi ini, namun tidak mengurangi semangat kami untuk turun melakukan updating, pengawasan dan supervisi door to door, semua bergerak menuju wilayah kerja masing-masing.

Karena hasil pre printed wilayah saya merupakan hasil updating SP 2010, maka dalam jangka waktu kurang lebih 8 Tahun, banyak sekali perubahan pertumbuhan penduduk, banyak tambahan rumah tangga baru, rumah tangga pindah, meninggal.

Sebagai tim supervisi dari BPS Kabupaten pimpinan megingatkan untuk menemani petugas sampai updating satu blok selesai, namun karena banyaknya responden yang bekerja di sektor pertanian/ bekerja di kebun sore bahkan malam baru kembail ke rumah tidak memungkinkan saya untuk mendampingi sampai selesai, semoga pimpinan bisa memaklumi.

Setiap saya turun ke lapangan, bertemu langsung dengan masyarakat, selalu ada pelajaran yang bisa dipetik, kali ini, karena wilayah kerja kali ini di Desa, maka warganya begitu well come  memberikan data, tidak ada kendala dalam mendapatkan informasi.

Kali ini saya bertemu dengan rumah tangga dengan jumlah ART dua digit, dengan ukuran rumah yang sangat minimalis, beralas tanah, berdinding potongan kayu, dengan kamar hanya satu saja, ketika saya melihat kondisi ini, hati saya begitu malu, kadang tidak bersyukur dengan nikmat yang dianugerahkan Allah, bayangkan bagaimana mereka bisa tidur dengan kondisi seperti ini, belum lagi pasti untuk konsumsinya sangat-sangat sederhana.

#Janganlupabersyukur
#PerempuanBPSMenulis
#15HariBercerita
#HariKe4
 

Senin, 19 Februari 2018

Ibu Bekerja, LDR Suami



Hidup adalah pilihan, ketika seorang ibu memutuskan untuk bekerja, maka waktu bersama anak sudah pasti akan berkurang, bekerja dari pagi sampai sore (minimal 8 jam sehari) meninggalkan anak dengan orang lain, kalau anak ditinggal bersama ibu/mertua atau saudara, mungkin tidak begitu kepikiran, tapi kalau anak ditinggal dengan orang lain, yang sebelumya kita belum kenal, karakternya, latar belakang keluarganya seperti apa, seorang ibu pasti akan sangat kepikiran, apalagi jika anak termasuk anak yang aktif, sudah pasti akan menyibukannya, jika tidak sabar maka bisa saja melakukan hal yang  tidak diinginkan.

Terkadang orang lain yang melihat ibu bekerja itu ibu yang tidak mau bertanggung jawab, tidak sayang anak, tidak mau direpotkan, dan banyak lagi omongan orang...

Namun harus diketahui bahwa seorang ibu bekerja itu ibu yang lebih mengefektifkan waktunya, mereka bangun lebih pagi (bangun lebih awal jika dibandingakan sebelum menikah atau sebelum punya anak), ibu bekerja berpagi-pagi menyiapkan kebutuhan anak, memasakan , menyuapinya makan, kasih mandi, menyiapkan kebutuhannya sehari itu, baru setelah itu baru mengurus diri sendiri, apalagi jika LDR dengan suami.

Seorang ibu yang bekerja, jika di kantor sejatinya fisiknya di kantor tapi fikirannya terarah pada anak, sedang apa dia, menangiskah, dan kegelisahan lainnya.

Ibu bekerja, setelah ia pulang ke rumah, harus kembali mengurus semuanya, sampai anak terlelap barulah dia juga bisa menyandarkan badan. 

Seorang ibu, baik dia ibu yang bekerja ataupun ibu rumah tangga, sama-sama ibu yang hebat, karena sejatinya ibu adalah sosok yang selalu mengutamakan anak daripada dirinya, mengorbankan

Selasa, 06 Februari 2018

Aisyah Trip 1 “Pulau Bokori”




Pulau Bokori merupakan salah satu destinasi wisata di Sulawesi Tenggara yang terletak di Kabupaten Konawe, pulau ini lebih dekat ke ibu kota Kendari daripada ibu kota Kenawe (Unaaha).
Dulunya pulau Bokori didiami oleh masyarakat Ssuku Bajo, namun karena abrasi warga dipindahkan ke daratan.
Untuk sampai ke Pulau Bokori, dari daratan Soropia kita harus naik perahu kecil bermuatan ±10 orang, dengan waktu ±10 Menit dengan biaya 15.000 rupiah.
Aisyah, bayi kecil yang baru berusia 4 bulan tidak mau ketinggalan traveling ke Pulau Bokori, dalam kesempatan itu sekaligus liburan hari lebaran Idul Fitri 1438 H .
Pulau Bokori menyuguhkan keindahan alam yang sangat mempesona, pasir putih, kejernihan airnya, ditambah lambaian daun kelapa menambah keindahannya.
Banyaknya gasebo yang bisa dijadikan tempat menikmati santapan makanan, menikmati es kelapa, juga bisa sambil bakar-bakar ikan.
Selain gasebo, juga disediakan villa, ruang rapat, jadi pulau ini juga biasa digunakan oleh perusahaan, intansi pemerintah, mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan seperti Family gathering, Raker, Munas, ramah tamah, dll. Bagi yang menyukai mancing, juga disediakan tempat untuk menyalurkan

Senin, 05 Februari 2018

KSA, Cerita Pejuang Data Pangan Yang Lebih Baik



Gong Start Survei KSA
Salah satu petugas mencari titik melewati Rawa
Ruang yang semula sepi tiba-tiba menjadi riuh, semua orang dengan antusias dan hebohnya menceritakan pengalaman melakukan pencacahan KSA ke sawah bahkan ke hutan.
Tepat pada tanggal 25 Januri 2018, gong start survei pengumpulan Kerangka Sampel Area atau lebih dikenal dengan Survei KSA dimulai, setiap petugas turun ke sawah, mencari titik koordinat yang telah ditentukan oleh sistem Aplikasi yang telah dirancang siap pakai oleh pegawai BPS Pusat, PCL didampingi oleh para PML dan supervisi dari BPS Kabupaten, semua turun ke lapngan, sehingga semua punya cerita.
Semua petugas, PMS, Supervisi berpencar menuju wilayah tugas masing-masing, ada yang sudah dari kemarin meninggalkan Kantor BPS Kabupaten Konawe karena jarak tempat tugas yang jauh, untuk sampai disana butuh waktu berjam-jam.

Demi Si Merah Rela Masuk Dapur Warga
Dimulai dari cerita mbak Nita, Supervisi pengumpulan survei KSA di Kecamatan Lambuya, dalam mencari kesembilan titik koordinat tidak ada kendala karena kondisi wilayahnya memang termasuk daerah yang  dekat dengan pemukiman, namun karena dekat dengan pemukiman, disitulah kehebohannya, mencari satu titik mengelillingi salah satu rumah warga, sampai harus masuk ke dapur warga untuk mengambil photo sebagai bukti wajib yang harus ada, agar satu segmen bisa diupload, kebayangkan bagaimana lucunya, harus minta izin ke warga untuk masuk ke rumahnya kemudian mengambil gambar, untung yang empunya rumah tidak keberatan dapurnya diphoto trus dikirim ke Jarakta, he.....
Selain cerita mbak Nita, adalagi cerita Yuni yang bercerita kehebohannya, harus turun ke sawah dengan matahari yang panas sekali, lunturlah bedak mahal, sia-sia mengeluarkan uang untuk perawatan selama berbulan-bulan, akhirnya harus hitam dalam sehari, tanggal 25 Januari tanggal kenangan, he... selain cerita lunturnya bedak dan sia-sianya perawatan, dia juga bercerita bagaiman dia tidak mau mengikuti petugas masuk ke hutan mencari titik koordinat di segmen ke-dua yang titik-titik koordinatnya terletak di hutan, dia khawatir tidak menemukan jalan untuk keluar, apalagi dia hanya berdua dengan mas petugas KSA. Sampai jam 17.00 Wita masih di lapangan menemani petugasnya, (S.a.l.u.t) Salut dah sama semangatnya....

Wanita Tangguh Penakluk Hutan, Lumpur, Sungai
Kalau ini cerita tentang si ibu tangguh, walau sebenarnya banyak ibu-ibu tangguh di BPS Konawe namun kali ini saya akan menceritakan ibu tangguh bernama Muliani Kadir, dari ceritanya, melaksanakan survei pengumpulan KSA, merupakan survei yang butuh tenaga ekstra, karena di wilayah dia bertugas merupakan daerah yang segmennya berada pada titik-titik yang sulit, untuk mendapatkan satu segmen dia harus melewati rawa-rawa sungai Konaweeha yang membatasi Kec. Besulutu dan Kabupaten Konawe Selatan yang terkenal dengan adanya buaya yang berdiam di sungai itu.  Sedangkan segmen di Desa Baini Kecamatan Sampara sebagian subsegmennya ada di gunung sebagian di jalan aspal, salah satu segmen di Kelurahan Besulutu Kec. Besulutu berada di Areal perusahaan perkebunan Kelapa sawit PT. Utama Agrindo Mas, bisa kita bayangkan bagaimana sulitnya masuk ke area perkebunan kelapa sawit, pagarnya pasti penuh dengan duri dan kemungkinan besar banyak ular yang berkeliaran disana (wahai pemerintah, pengguna data dan yang meragukan data BPS hargailah data yang dihasilan oleh petugas BPS karena untuk mendaptkannya mereka harus menghilangkan ketakutan,  mempertarukan nyawa, padahal ada keluarga yang ditinggalkan di rumah).
Jalanan yang dilalui untuk mendapatkan si titik merah
Lanjut cerita si wanita tangguh, Kegagalanya mendapatkan si titik merah di Desa rumbia kec. Bondoala karena tidak bisa diakses dan hanya ada jejak babi dan tidak ada jejak manusia dengan jalanan penuh lumpur, tidak serta merta melemahkan semangatnya walau sempat menciutkan nyalinya karena takut, tapi karena tugas negara, satu kewajiban yang harus dijalankan dan diselesaikan jadi harus tetap jalan, tiada kata menyerah.
Dari hasil akhir perjuangannya beberapa hari menyusuri hutan, rawa, gunung, jalanan belumpur, sungai, dari ketujuh Segmen tak satupun yang terindikasi sawah, jadi bulan depan harus ganti sampel dan pastinya harus berkeliling lagi mencari titik-titik koordinat sub segmen.  
sedihnya tuh disini (Sambil tunjuk hati)
tapi harus tetap semangat!!!!!!!