Selasa, 05 Desember 2017

Cinta Di Langit Bulungan

Pegawai_BPS_Bulungan_KaryaAjengF


Foto bersama Pegawai BPS Bulungan dibawah kepimpinan pak Yasid
Foto bersama pegawai BPS Bulungan dibawah kepemimpinan Pak Fikri
Foto Bersama Pegawai BPS Bulungan dibawah kepemimpinan pak Maibu

Nyoto habis Goes







Langit dimanapun berwarna biru walau terkadang putih jika tertutup awan, namun disetiap bawah langit semua cerita berbeda. Kali ini ceritaku selama kurang lebih delapan tahun mendiami Ibu Kota Provinsi termudah di Indonesia, banyak cerita yang terangkai, kenangan yang terlalui, mimpi yang menggantung ,semangat yang membara, cinta yang terpatri di hati dan kasih sayang yang menyelimuti ruang kalbu.
Kenangan pertama kali datang ke kota ini masih sangat lekat seperti basahnya jalanan di pagi hari karena hujan semalam, daerah yang cukup unik untuk didatangi karena untuk sampai disana harus dengan menaiki sebuah kapal yang biasa disebut speed bout atau kalau orang Sulawesi menyebutnya jonson, dari kota Tarakan harus membela laut Sulawesi melawan arus Sungai Kayan, sekali-sekali terkaget karena ombak dari pertemuan Speed bout arah Tanjung Selor-Tarakan.
Di bawah langit Bulungan dipertemukan dengan berbagai macam sosok dengan karakter yang berbeda-beda, kecintaan, warnah kulit yang bervariasi.
Mbak Enstina Andari Putri, Bapak Ilham Kadrie, Mas Budi Setya Wibowo, sosok yang pertama kali saya kenal dikedatangan saya delapan tahun lalu, mereka dengan wajah bersahabat menyambut saya di pelabuhan dan mengantar saya ke rumah kontrakan, dalam perjalanan sekali-kali mereka mengajak saya ngobrol dengan pertanyaan yang biasa ditanyakan pada anak baru, selebihnya mereka mengobrolkan kondisi kantor saat itu.
Sampai di kantor BPS Kab. Bulungan, saya cukup heran melihat kondisi kantor dan orang-orangnya, dimana pada saat itu saya melihat beberapa dari pegawainya menggunakan sepatu boot di kantor, setau saya sepatu boot itu dipake ke kebun, petugas kebersihan, (Mas Idhamsya, piss.... yang saya maksud itu mas Idham,he..he...).
Keheranan saya bertambah setelah melihat rumah panggung tapi pondasinya dari kayu, serta rumah panggung yang tiangnya hanya sekitar 50 Cm, semua tampak unik menurutku kala itu.
Hari berlalu, kekeluargaan yang tercipta di kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulungan kian terasa, walau tinggal jauh dari tanah kelahiran namun rasanya tiap hari bersua dengan saudara sendiri.
 Kantor BPS Bulungan telah menorehkan begitu banyak kenangan, disana saya bersua dengan meraka yang sudah begitu banyak makan garam kehidupan khususnya makan garam mendata responden yang kadang wellcome namun tidak jarang ada responden yang no respeck.
Hari itu tepatnya tanggal 1 Mei 2010, hari pertama pendataan Sensus Penduduk Tahun 2010, saya dan mbak Putri pergi ke desa-desa yang ada di Kecamatan Tanjung Palas (karena waktu itu saya dan mbak Putri bertugas sebagai koordinator lapangan), tidak terlewat desa terjauh Desa Antutan juga kami datangi, disana kami berkoordinasi denga petugas lapangan dan melihat bagaimana mereka melakukan wawancara dengan masyarakat.
Cerita menariknya, karena kami merasa untuk hari ini cukup kegiatan lapangannya, kamipun pulang dengan mengendarai motor Karisma X keluaran tahun 2004, keberuntungan hari ini tidak berpihak pada kami, baru beberapa kilo kami melewati jembatan sungai Kayan, ban motor bocor, alhasil kami harus berjalan kaki melewati hutan dengan jalanan berbatu ditambah matahari yang terik dan kendaraan yang lewat sangat jarang sekali (untuk minta bantuan) ditambah harus mendorong motor.
Allah berfirman : "Janganlah engkau pernah berputus asa dari Rahmat Allah SWT" 
 ini terbukti ketika kami sudah sangat lelah, Allah mendatangkan pertolongannya, dikirm seorang lelaki gagah mengulurkan bantuan pada kami, motor yang ditumpanginya diserahkan ke kami untuk dikendarai setidaknya sampai menemukan bengkel, dan motor kami, dibawah olehnya, entah bagaimana caranya dia mengendarai, hingga sampai di bengkel terdekat. Setelah kami bercerita dengan lelaki gagah itu ternyata dia adalah ex karyawan BPS Kabupaten Bulungan, dan adiknya Muhamadsyah kini menjadi karyawan juga di BPS Kabupaten Bulungan.
Ini sisa-sisa cerita SP2010