Gong Start Survei KSA
Salah satu petugas mencari titik melewati Rawa |
Ruang yang
semula sepi tiba-tiba menjadi riuh, semua orang dengan antusias dan hebohnya
menceritakan pengalaman melakukan pencacahan KSA ke sawah bahkan ke hutan.
Tepat pada
tanggal 25 Januri 2018, gong start survei
pengumpulan Kerangka Sampel Area atau lebih dikenal dengan Survei KSA dimulai,
setiap petugas turun ke sawah, mencari titik koordinat yang telah ditentukan
oleh sistem Aplikasi yang telah dirancang siap pakai oleh pegawai BPS Pusat, PCL
didampingi oleh para PML dan supervisi dari BPS Kabupaten, semua turun ke
lapngan, sehingga semua punya cerita.
Semua petugas,
PMS, Supervisi berpencar menuju wilayah tugas masing-masing, ada yang sudah
dari kemarin meninggalkan Kantor BPS Kabupaten Konawe karena jarak tempat tugas
yang jauh, untuk sampai disana butuh waktu berjam-jam.
Demi Si Merah Rela Masuk Dapur Warga
Dimulai dari
cerita mbak Nita, Supervisi pengumpulan survei KSA di Kecamatan Lambuya, dalam
mencari kesembilan titik koordinat tidak ada kendala karena kondisi wilayahnya
memang termasuk daerah yang dekat dengan
pemukiman, namun karena dekat dengan pemukiman, disitulah kehebohannya, mencari
satu titik mengelillingi salah satu rumah warga, sampai harus masuk ke dapur
warga untuk mengambil photo sebagai bukti wajib yang harus ada, agar satu
segmen bisa diupload, kebayangkan bagaimana lucunya, harus minta izin ke warga
untuk masuk ke rumahnya kemudian mengambil gambar, untung yang empunya rumah
tidak keberatan dapurnya diphoto trus dikirim ke Jarakta, he.....
Selain cerita
mbak Nita, adalagi cerita Yuni yang bercerita kehebohannya, harus turun ke
sawah dengan matahari yang panas sekali, lunturlah bedak mahal, sia-sia mengeluarkan
uang untuk perawatan selama berbulan-bulan, akhirnya harus hitam dalam sehari,
tanggal 25 Januari tanggal kenangan, he... selain cerita lunturnya bedak dan
sia-sianya perawatan, dia juga bercerita bagaiman dia tidak mau mengikuti
petugas masuk ke hutan mencari titik koordinat di segmen ke-dua yang
titik-titik koordinatnya terletak di hutan, dia khawatir tidak menemukan jalan
untuk keluar, apalagi dia hanya berdua dengan mas petugas KSA. Sampai jam 17.00
Wita masih di lapangan menemani petugasnya, (S.a.l.u.t) Salut dah sama
semangatnya....
Wanita Tangguh Penakluk Hutan, Lumpur,
Sungai
Kalau ini cerita
tentang si ibu tangguh, walau sebenarnya banyak ibu-ibu tangguh di BPS Konawe
namun kali ini saya akan menceritakan ibu tangguh bernama Muliani Kadir, dari
ceritanya, melaksanakan survei pengumpulan KSA, merupakan survei yang butuh tenaga
ekstra, karena di wilayah dia bertugas merupakan daerah yang segmennya berada
pada titik-titik yang sulit, untuk mendapatkan satu segmen dia harus melewati rawa-rawa
sungai Konaweeha yang membatasi Kec. Besulutu dan Kabupaten Konawe Selatan yang
terkenal dengan adanya buaya yang berdiam di sungai itu. Sedangkan segmen di Desa Baini Kecamatan
Sampara sebagian subsegmennya ada di gunung sebagian di jalan aspal, salah satu
segmen di Kelurahan Besulutu Kec. Besulutu berada di Areal perusahaan
perkebunan Kelapa sawit PT. Utama Agrindo Mas, bisa kita bayangkan bagaimana sulitnya
masuk ke area perkebunan kelapa sawit, pagarnya pasti penuh dengan duri dan
kemungkinan besar banyak ular yang berkeliaran disana (wahai pemerintah,
pengguna data dan yang meragukan data BPS hargailah data yang dihasilan oleh
petugas BPS karena untuk mendaptkannya mereka harus menghilangkan ketakutan, mempertarukan nyawa, padahal ada keluarga yang
ditinggalkan di rumah).Lanjut cerita si wanita tangguh, Kegagalanya mendapatkan si titik merah di Desa rumbia kec. Bondoala karena tidak bisa diakses dan hanya ada jejak babi dan tidak ada jejak manusia dengan jalanan penuh lumpur, tidak serta merta melemahkan semangatnya walau sempat menciutkan nyalinya karena takut, tapi karena tugas negara, satu kewajiban yang harus dijalankan dan diselesaikan jadi harus tetap jalan, tiada kata menyerah.
Dari hasil akhir
perjuangannya beberapa hari menyusuri hutan, rawa, gunung, jalanan belumpur, sungai,
dari ketujuh Segmen tak satupun yang terindikasi sawah, jadi bulan depan harus
ganti sampel dan pastinya harus berkeliling lagi mencari titik-titik koordinat
sub segmen.
sedihnya tuh
disini (Sambil tunjuk hati)
tapi harus tetap
semangat!!!!!!!