Sabtu, 31 Maret 2018

Jakarta, Sampah dan Solusinya


Pada tahun 2017 Jakarta merupakan daerah yang berpenduduk terbanyak ke-6 Di Indonesia, dengan jumlah penduduk 10.277.600 jiwa, 4 % dari jumlah seluruh penduduk Indonesia (258.704.900 jiwa)  Sumber referensi : Data Jumlah Penduduk Indonesia dikutip dari Statistik Indonesia 2017, Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia.
Luas wilayah 662.33 Km2 (SK gubernur KDH DKI No. 171 Tahun 2007)
Secara rata-rata, setiap km2 wilayah Jakarta ditinggali 15.517 orang penduduk
Dari sekian juta jiwa yang mendiami kota Jakarta jika seandainya produksi sampah dikalikan dengan sampah yang dihasilkan dengan rata-rata perorang 0,5 kilogram sampah / hari, maka dalam sehari, kota Jakarta bisa memproduksi sampah sebanyak  kurang lebih 5 ton perhari, 154 ton Perbulan dan 1.875 ton Setahun, ini belum lagi ditambah sampah sisa hasil pengolahan di warung-warung makan, restoran, sampah sisa industri, sampah dari lingkungan (Sampah daun, sampah dari pohon tumbang, dll).
Berdasarkan hitung-hitungan di atas bahwa DKI Jakarta dapat memproduksi sampah kurang lebih 1.875 ton pertahun, jika pengelolaahnya tidak dilakukan dengan baik, maka semakin hari Jakarta akan menjadi Kota yang tidak nyaman untuk ditinggali (sampah makanan akan menghasilkan bau, pencemaran lingkungan, dan mempengaruhi kualitas air tanah).

Jika berbicara banjir sampah megambil andil terbesar dari bencana ini. Dan timbunan sampah ini merupakan hasil produksi masyarakat Jakarta, maka bisa dikatakan bahwa Bencana Banjir Jakarta, disebabkan oleh Masyarakat Jakarta, berdampaknya pada Masyarakat Jakarta, yang menanggung kerugian juga  Masyarakat Jakarta bahkan Indonesia (jika melumpuhlan perekonomian).
Kalau dibalik, Jika Masyarakat Jakarta Sadar membuang sampah pada tempatnya, sadar mengolah, sadar mengurangi volume, maka Jakarta akan menjadi kota yang aman, nyaman, dan harapannya Jakarta bebas banjir, masyarakat tidak perlu merasakan Mengungsi, membersihkan sisa banjir berulang.  
Sebagai warga Negara Indonesia, yang pernah tinggal dan perduli terhadap Keberlangsungan hidup di Ibu kota Negara tercinta, memberikan sedikit tips bagi Pemerintah agar sekiranya bisa menjadi pertimbangan dalam pengelolaan sampah kedepannya, tips-tips ini untuk pemerintah namun masyarakat wajib ikut berpartisipasi/ perduli dengan kondisi ini agar hal-hal yang tidak kita inginkan tidak terjadi berulang dan ini memberikan kerugian yang sangat besar, baik dari segi waktu, kesehatan, materi, berdampak pada perputaran perekonomian negara, bahkan bisa memakan korban.
Dalam hal ini Tips dari Penulis untuk menjadi pertimbangan pemerintah:
1.      Agar Memberikan sosialisasi terhadap Pengusaha Warteg, Warung Makan, Restoran agar memberikan penyediaan makanan ( terutama nasi untuk menggunakan sistem ambil sendiri) ini akan mengurangi sampah dari sisa nasi konsumen yang makan di warteg, warung, restoran.
2.      Memberikan Tempat pembuangan sampah makanan bagi Warteg, Rumah Makan, Restoran, sehingga memudahkan petugas kebersihan dalam mengumpulkan sampah makanan.
3.      Selain sosialisasi terhadap pengusaha Warteg, Rumah Makan, Restoran, juga pemerintah wajib memberikan sosialiasi kepada masyarakat (Rumah Tangga merupakan penghasil sampah makanan terbanyak di Jakarata), namun sebelumnya pemerintah harus sudah menjalankan sistem yang melibatkan masyarakat setempat.
Jadi apa yang harus dilakukan pemerintah dalam hal ini:
a.       Mensosialisasikan kepada masyarakat agar sadar dalam mengurangi volume sampah ( misalkan: sampah sisa pembungkus makanan/ minuman (Plastik, kertas/kotak makanan, botol, dll)  agar sebelum dibuang di tempat sampah agar dilipat sekecil mungkin sehingga volume bisa berkurang 80%.
b.      Memberi kesadaran pada masyarakat agar sampah sebelum dibuang, dipilah terlebih dahulu (yang sebelumnya pemerintah membagikan kantong kepada masyarakat ( kantong khusus sampah organik, sampah non organik).
c.       Pemerintah Membuat Komunitas yang bergerak pada kepedulian sampah makanan, yang nantinya akan mengolah sampah makanan menjadi barang yang bernilai. Anggota komunitas ini merupakan masyarakat setempat, komunitas di setiap RW,  jadi anggotanya merupakan warga RW setempat (masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan dan mau bekerja), program ini diharapkan dapat mengurangi angka penggagura. Usaha ini bisa berupa: Peternakan ikan air tawar, Peternakan unggas (ayam, itik, bebek, dll), Pengolahan Pupuk
d.      Pemerintah dalam hal ini Ketua RT atau RW dibantu Ibu-ibu PKK (Posyandu) rutin melakukan sosialisasi kepada warga untuk sadar sampah (memberikan suguhan tayangan bahaya tumpukan sampah, akibat dan kerugian yang ditimbulkan, serta cara memgurangi volumen sampah, cara memilahm cara membuang di tempat yang disediakan)
e.       Dibuat di sebuah lahan luas dibagi di beberapa titik kemudian pegawai diantar jemput dari rumah ke tempat kerja menggunakan kendaraan yang disediakan pemerintah dijemput di satu titik setiap kelurahan/Desa 267 Titik dengan rata-rata setiap keluarahan 6 orang untuk yang bekerja
2 orang yang bekerja mengumpulkan sisa makananan di setiap RT mendatangi ke rumah-rumah jika warga kampung didatangi ke rumah dengan menggunakan pakaian khusus yang sebelumnya di sosialisasikan ke masyarakat dan diperkenalkan kepada masyarakat petugasnya setiap RT (dibuatkan spanduk di kelurahan untuk gambar/ fhoto petugas) untuk mengurangi ketakutan masyarakat

Tidak ada komentar: