Masih seperti bulan kemarin, setiap awal bulan, agenda berangkat ke Tarakan telah tiba, namun bukan untuk jalan-jalan, tapi untuk
sebuah pengabdian kepada bangsa dan Negara sekaligus mengurus kelanjutan hidup
pegawaai di kantor kami (maaf bapak, ibu, dan teman, saya menulisnya agak lebay,
he….), maksudnya untuk mengurus pencairan gaji dan kucuran dana lainnya,,,.
Pagi itu aku bangun agak pagi dari biasa, karena kemarin
dapat telpon dari teman untuk melakukan pemotretan secretariat dan palang
salimah yang memang tempatnya bersebelahan dengan kosan kami, namun bukan itu saja,
saya harus berangkat pagi dari rumah agar dapat pemberangkatan spead bout yang
paling pagi agar bisa pergi pulang Tarakan-Tanjung Selor.
Selesai pemotretn (lebay lagi, wk..wk.. padahal foto aja
sih, biasalah… biar gaul cikit……) aku mengambil perlengkapan yang tlah
kusiapkan tadi malam. Mengambil kunci motorku yang selalu setia menemaniku
melukis kenangan di tanah Tenguyun ini,,, sebelum berangkat aku berpamitan
dengan adek2 kos (karena merekalah keluargku di tanah rantau ini). Aku
berangkat ya… mohon do’anya dimudahkan urusannya ya..!!!!!! Assalamu
Alikum……..waalaikumsalam jawab mereka…………..
Belum sampai di pelabuhan Tengkayu I, aku berpapasan dengan
spead boat pemberangkatan pertama (aku sih jalannya di jalan raya, speadnya di
Sungai Kayan lewatnya…..). Kok cepat bangat
berangkatnya ya, padahal ini baru jam 07.00, bisikku dalam hati (karena
setauku pemberangkatan pertama itu jam 07.20), ah…….. mungkin ini bukan speadt
yang hendak menuju Tarakan, tapi mungkin mau ke Tanjung Palas, pikirku…. Aku
menambah laju motorku dengan harapan dapat tiket pada pemberangkatan
pertama,,,,,,, hanya beberapa menit saja aku sampai di Pelabuhan, dan memarkir
motor di tempat biasa dan berlari kecil menuju loket penjualan tiket…. Wah…
ternyata benar saja speadt yang berpapasan dengan saya di jalan tadi, spead
pemberangkatan pertama (ada perubahan jadwal dari hari-hari biasa ternyata),
aku hendak membeli tiket yang berangkat jam 07.40, namun ternyata tiketnyapun
habis terjual……
Apa boleh buat, harus ikut pada pemberangkatan ketiga,,, iya
udahlah, mau gimana lagi……………………?????????????
Aku teringat, ternyata wudhuku tadi sebelum berangkat masih
terjaga,,,, aku segera beranjak dari loket dan menuju Mushollah Pelabuhan untuk
menunaikn sholat Dhuha, aku berfikir kembali ternyata Allah selalu punya rencana yang lebih
indah dari yang kita bayangkan, mungkin saja jika saya ikut spead pertama atau kedua,
saya akan lalai dari sholat yang
senantiasa ditunaikan Rasul Mulia, Muhamad saw….. Selesai sholat aku meninggalkan
Musholllah dan berjalan ke arah ruang tunggu, tidak berapa lama, jampun
menunjukan 08.20, yang artinya spead yang akan membawa kami ke Tujuan (Tarakan)
akan segera berangkat…….sepanjang perjalan aku tertidur sampai g sadar ternyata
sudah hampir sampai di Pelabuhan Tarakan. Setelah spead bersandar aku dan
penumpang lainnya naik ke pelabuhan dengan berjuang melewati sederet speadt
yang juga baru bersandar yang baru tiba dari daerah lain….
Seperti biasa aku dan penumpang lainnya menaiki sebuah bus
terparkir di atas pelabuhan ( jadi ingat masa SMA dulu saat mau pulang sekolah,
ditunggu bus sekolah di depan sekolahan) yang telah disediakan oleh Pemda
Tarakan untuk mengantar penumpang dari
dalam pelabuhan menuju ruang tunggu, meski kadang harus berdiri dan agak
berdesakan, namun kali ini berbeda, aku dapat tempat untuk duduk (padahal
sebenarnya g masalah, jaraknya juga g sampai satu kilo, paling hanya beberapa
ratus meter, itupun kalau cukup, g pernah ngukur soalnya, jadi g tau jarak
pastinya..he..).
Seperti yang telah direncanakan dari rumah bahwa trayeknya
dari A, ke B, kemudian ke C, trus ke D kemudian
finish… dan Alhamdulillah semua planning primer selesai dengan baik meski waktu selesainya agak molor dari
yang diharapkan….... dan saatnya memenuhi kebutuhan sekunder…..jalan-jalan
maksudnya…… he…he….jarang-jarang bisa jalan-jalan kalau PR yang dibawah dari
Tanjung banyak…..
Aku naik taxi (Taxinya murah lho……g kayak Taxi di Jakarta,
baru buka aja sudah ada ongkosnya, apalagi kalau sudah muter-muter, kepala juga
ikut muter mikir mau bayarnya.. he… bercanda….), Taxinya unik, hanya bayar tiga
ribu rupiah, supirnya bersedia ngantar sampai tujuan, asalkan tempat yang
dituju masih dalam jalur lintasnya (padahal kalau dibandingkan dengan daerah
lain, Kalimantan Timur, khususnya Tarakan dan sekitarnya, mempunyai biaya hidup
yang besar), Daripada penasaran aku kasih tau ajalah ya (hanya khusus orang
yang di luar Kalimantan yang boleh baca, he.. ……) lau Taxi orang Kalimantan
itu, angkotnya orang Jawa dan pete2’nya orang Sulawesi, he….
Kita akhiri bahas Taxi ya……..!!!!!!!
Setelah sampai di tempat tujuan ( Ramayana Mall) aku
keliling sambil melihat-lihat barang-barang yang dipajang dan mencari pesanan adek Erma, yang minta dibeliin
sandal, habis lau di Tanjung kurang pilihan dan bukan merek terkenal yang sudah
terbukti kualitasnya, ucapnya sambil tersenyum saat mau nitip (aku jadi mikir,
kalau kita punya nama baik, terkenal dan memberikan manfaat yang lebih dari
yang lain, apa iya-ya orang akan mencari kita, seperti orang berusaha mencari
sandal/sepatu yang bermerek , yang sudah
terkenal dan terbukti kualitasnya (lebih tahan lama dipake).
Hari beranjak sore dan spead pemberangkatan terakhir dari
Tarakan – Tanjug Selor belum saya pesan, karena nomor telepon petugas loket
penjualan tiket ternyata tidak tersave di hapeku, aku segera beranjak
meninggalkan Ramayana, dan berniat segerah ke pelabuhan, khawatir g dapat tiket
pulang,,, namun sebelum ke pelabuhan, aku singga di sebuah Mini Market, hendak beli ole2 untuk adek kos
dan teman kantor, Awalnya aku mengambil tiga bungkus kue yang terpajang,
sepertinya kuenya enak dan pas untuk
ole2 nih, pikirku, sambil mencari-cari kue yang lain, sambil berjalan
memperhatikan kue yang lain, mataku tertuju pada kue yang terpajang di sebelah
kue yang tadi saya ambil, saya kemudian mengambil beberapa bungkus,,, setelah
merasa cukup, aku menuju ke kasir hendak membayar belanjaan, sambil berjalan
menuju kasir, mataku tertuju pada kue yang terpajang dekat pintu keluar dengan
kemasan yang bagus, dan kelihatan eleghan, aku berfikir, sepertinya kue ini enak
deh dan kemasannya lebih elit kalau
dijadikan ole2, bila dibandingkan dengan
kue yang pertama saya ambil yang dikemas dengan plastic transparan dan hanya
berlabel harga dan masa ekspayer saja,sebelum menuju kasir aku menukar kue yang
pertama tadi ku ambil denga kue yang terakhir aku lihat,,,, bukan karena apa
saya menukarnya, tapi hanya karena melihat kemasan yang lebih bagus, saya
menukar kue pertama yang hanya dibungkus
plastic transparan, tanpa ada merek dan hanya berlabel harga dan masa
ekspayer……
Jam sudah menunjukan 15.00,speadt yang kutumpangi, yang
membawaku kembali ke tempat asalku Tanjung Selor tercinta (ngaku-ngaku,,, he…
padahal disini hanya anak rantau sahaja…), seperti tadi pagi, serasa baru
berangkat, tau-tau sudah sampai Tarakan, begitupun saat kembali, tau-tau sudah
sampai Salimbatu yang artinya sebentar lagi sampai di kota Ibadah….
Hanya berselang beberapa puluh menit dari Salimbatu, speadnyapun bersandar
di pelabuhan tempat tadi pagi aku berangkat, aku melihat beberapa wajah-wajah penumpang
memancarkan pancaran wajah yang sumbringah saat bersalaman dengan orang yang
menjemputnya, aku menilai bahwa orang ini pasti sudah lama meninggalkan Tanjung
Selor/keluarganya (bisa menilai,.. karena seperti itulah sambutan kelaurgaku
saat diriku pulang kampoeng, he… jadi
kuangeennnnn……).
Seperti penumpang lain, yang hendak kembali ke rumah
masing-masing, ada yang naik ojek, naik taxi, naik kendaraan pribadi, termasuk
saya, naik Karisma (berkaki dua dan bisa berjalan, tapi bukan manusia,,, apa yo………?????
Motor, lau motor bukannya berkaki, tapi
beroda. iya..ya….. tapi bukan kursi roda,, g nyambung tapi disambung-sambung
aja, yang penting ada rodanya,, he….he..) yang setia menungguku dari pagi
berangkat tadi sampai kembali lagi.
Meski matahari sudah berwarna merah merona dibalik
pepohononan, namun masih sangat terasa panas, mungkin tadi siang mataharinya
panas sekali,,,. Hanya berkisar lima belas menit aku mengendarai motor,
sampailah saya kembali ke peraduankua (burung kali ya, he…) rumah kosan
maksudnya,
Assalamau Alaikum, sahutku sambil membuka pintu utama kosan
kami,,
Waalaikumsalam wr wb,, sahut teman kosan dari dalam rumah,,,
Mbak Asra dah pulang, timpal Erma yang ternyata juga sudah
pulang dari kantor,, iya, jawabku.
Sambil berlalu membawa rentengan plastic, aku berlalu ke
dalam kamar dan mengeluarkan jatah ole-ole untuk teman kos dan menaruhnya di
depan TV tempat biasa kami ngumpul kalau malam minggu….
Ayo, kuenya dicicpin, sahutku… mereka kemudian menikmatinya,
sambil makan rame-rame, aku membuka pembicaraan, dan menceritakan bagaimana
tadi saya memilih kue, hingga jatuh pilihan ke kue yang sedang kami nikmati,…. Aku
pikir kue ini enak karena kalau dilihat dari kemasannya, sepertinya menjanjikan
rasa yang mantapppppp…. Tapi ternyata sama saja ya kue yang biasa dijual di
Start Swalayan,,, iya… kuenya biasa aja, mbak Asra beli kue karena kemasannya
bagus nih..… kata Intan, yang teman kosan juga, iya Jawabku, sambil tersenyum
kecil.
Inilah ceritaku hari ini……
Tidak ada komentar:
Posting Komentar