“Maka hendaklah manusia itu memperhatikan
makanannya.” (QS. ‘Abasa (80): 24)
Mengapa?
Allah SWT telah memerintahkan kita
untuk memikirkan semua makhluk-Nya, dan pada ayat di atas kita diminta
memperhatikan apa yang kita makan, karena makanan termasuk ciptaan-Nya dan
telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada semua makhluk terdapat tanda dan bukti
tentang sebagian sifat-sifat Allah SWT.
Sifat Allah apakah yang dapat kita
kenal melalui perhatian kita terhadap makanan?
Banyak sekali, di antaranya bahwa
Allah SWT Dialah:
- الرَّازِقُ Ar Raziq (Maha Memberi rezki),
- العَلِيْمُ Al ‘alim (Maha Mengetahui),
- الخَبِيْرُ Al Khabir (Maha Dalam Pengetahuan-Nya),
- الحَكِيْمُ Al Hakim (Maha Bijaksana),
- الرَّحِيْمُ Ar Rahim (Maha Penyayang),
- الكَرِيْمُ Al Karim (Maha Mulia dengan pemberian-Nya),
- الهَادِي Al Hadi (Maha memberi petunjuk),
- المُحْيِي Al Muhyi (Maha Menghidupkan),
- dan المُصَوِّرُ Al Mushawwir (Maha Membentuk).
Bagaimana kita mengetahui bahwa
Allah adalah الرّزَّاقُ (Ar-Razzaq, Maha Pemberi rezki)?
Allah SWT Dialah yang memberi makan
kepada janin dalam rahim ibunya. Ibu, ayah, pemerintah, masyarakat, atau
siapapun tidak mampu memberi rezki kepadanya. Allah telah membuat untuknya tali
pusat dari perut janin sampai ke dinding rahim ibunya, dan melalui tali pusat
inilah Allah SWT memberikan makanan untuknya selama sembilan bulan. Tatkala
bayi lahir, dan tali pusat digunting, Allah SWT menutup saluran itu dan membuka
jalan lain bagi masuknya makanan (mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan semua
alat pencernaan makanan lainnya).
Apakah ibu kita yang menghentikan
fungsi tali pusat tersebut? Lalu memfungsikan mulut dan sebelumnya menciptakan
alat pencernaan yang lain? Apakah ayah kita ikut andil melakukannya? Apakah
pemerintah negara kita atau masyarakat terlibat dalam pembuatan setetes darah
atau satu pembuluh darah? Ataukah semua itu dilakukan oleh gunung, pohon,
bintang, planet, atau benda lain di alam semesta ini? Merekakah yang mengatur
semua rezki bayi itu???!
Setelah kita keluar dari rahim ibu,
kita belum dapat memakan buah-buahan dan biji-bijian, roti atau daging.
Sedangkan makanan kita yang sebelumnya datang melalui tali pusat kini telah
terputus, lalu apakah Allah SWT meninggalkan kita tanpa rezki?? Ternyata tidak.
Dia telah membuka untuk kita sumber rezki yang baru berupa air susu ibu yang
sebelum melahirkan kita ibu tak memilikinya. Lalu Allah SWT mengilhamkan kita
untuk mengisap puting susu ibu agar mengeluarkan susu, padahal saat itu kita
belum tahu apa-apa.
Apakah alam yang tak berilmu sedikit
pun itu ‘tahu’ bahwa ada sekian banyak bayi telah keluar dari rahim ibunya, dan
makanan mereka dari tali pusat telah terputus, lalu ia menciptakan air susu
ibu? Bagaimana mungkin bisa sedangkan alam semesta ini buta, tuli, dan tidak
memiliki pengetahuan sedikit pun.
Adakah makhluk lain yang turut
berkontribusi menyediakan air susu ibu bagi kita. Ibu kita yang susunya kita
minum tidak pernah melakukannya, ia hanya tunduk dengan aturan yang telah
ditetapkan oleh Rabb-nya, Allah SWT. Namun, sampai kapan kita bergantung kepada
ASI? Padahal adik-adik kita juga membutuhkannya. Akan tiba saatnya kita harus
berpisah dari rezki ASI tersebut kepada rezki yang lain…
Jadi, yang telah memberi rezki
kepada kita di dalam rahim…
Yang telah menyiapkan rezki kita ke
manapun kita pergi…
Yang telah menyediakan tanah untuk
tumbuh-tumbuhan yang kita makan…
Yang telah menciptakan air bagi
kebutuhan kita dan kebutuhan tanaman yang kita makan…
Yang telah menyediakan oksigen untuk
tanaman agar dapat memproduksi makanan…
Yang telah menciptakan matahari yang
sinarnya amat dibutuhkan bagi fotosintesis…
Yang telah menciptakan jumlah tak
terhingga tanaman untuk konsumsi manusia…
Adalah Allah SWT…
Dialah yang mengeluarkan untuk kita
buah-buahan…
Jika buahnya kecil, Dia jadikan buah
itu berada dalam bulir seperti padi dan gandum, atau berkumpul pada tangkai
seperti anggur. Bila buahnya besar atau sedang, Ia jadikan satu-satu seperti
apel, jeruk, durian,
Allah juga menjadikan untuk kita
barisan gigi, ada gigi seri untuk memotong, taring untuk mencabik, geraham
untuk mengunyah. Lalu ia jadikan lidah dan liur serta enzim-enzim untuk
memudahkan kita memakan buah-buahan.
Demikianlah dengan memikirkan
makhluk-makhluk Allah, kita dapat mengenal Allah SWT sebagai Ar-Raziq – Maha
Pemberi rizqi.
Lalu bagaimana kita mengetahui
sifat-sifat Allah lain yang tadi disebutkan?
Kita mengenal bahwa Allah adalah
العَلِيْمُ Al ‘Alim (Maha Mengetahui), karena Dzat yang telah menyediakan dan
menyampaikan makanan kepada Anda ketika Anda di rahim ibu telah mengetahui
bahwa Anda amat membutuhkan makanan tersebut, maka Dia pun menyediakannya, dan
menciptakan tali pusat sebagai sarananya. Tatkala Anda keluar dari rahim ibu
Anda, Dia Maha tahu akan hal itu maka Dia sediakan untuk Anda air susu ibu.
Allah Maha mengetahui air di tanah yang dibutuhkan oleh tanaman yang Anda
butuhkan, maka Dia ciptakan akar untuk dapat menyerap air. Allah mengetahui
bahwa daun-daun pepohonan membutuhkan sinar matahari, maka Dia ciptakan
dedaunan menantang matahari, Dia tahu bahwa segalanya yang dibutuhkan tanaman.
Jadi, tidak dapat disangsikan lagi bahwa Allah, Dialah Pemberi Rezki Yang Maha
Mengetahui.
Dan bagaimana kita mengetahui bahwa
Allah SWT adalah الحَكِيْمُ (Al Hakim – Maha Bijaksana)?
Jika Anda menyaksikan ketelitian dan
kesempurnaan antara bentuk dan struktur tali pusat dengan tubuh janin yang
keduanya berkembang seirama dan seimbang di mana tali pusat berkembang sesuai
perkembangan tubuh janin dan rahim ibu,… dan jika Anda melihat kesempurnaan
dalam pembentukan air susu ibu yang komposisinya selalu menyesuaikan
perkembangan dan kebutuhan bayi, … dan jika Anda menyaksikan ketelitian dan
kesempurnaan dalam pembentukan bagian-bagian tumbuhan atau tanaman, dalam
terbentuknya buah dan pemeliharaannya sebelum dipetik,… semua itu menjadi saksi
bagi kita bahwa Pencipta mereka adalah Pemberi rezki yang Maha Mengetahui dan
Maha Bijaksana.
Bagaimana kita mengetahui bahwa
Allah SWT adalah ِالخَبِيْرُ (Al Khabir – Maha Dalam Pengetahuan-Nya)?
Sesungguhnya pemindahan dan
transportasi makanan ibu yang telah ditelan kepada tubuh janin melalui darah
dan lewat tali pusat tidak mungkin terjadi kecuali dengan pengetahuan Yang Maha
Dalam dan Luas.
Tidakkah Anda memperhatikan bahwa
menyuntikkan jarum ke pembuluh darah untuk mengirimkan obat ke tubuh pasien
memerlukan kecermatan? Lalu bagaimana dengan proses pemindahan makanan
terus-menerus dalam waktu sembilan bulan dari tubuh ibu ke janin?
Demikian pula proses produksi dan
mengeluarkan susu dari makanan yang dikonsumsi ibu tidak dapat dilakukan
kecuali dengan pengetahuan Yang Maha Dalam dan Luas.
Sebagaimana pembentukan benih, biji,
hingga buah yang beragam bentuk, warna dan rasanya padahal tanah yang mewadahi
tumbuhnya tanaman tersebut mungkin satu dan juga disiram dengan air yang sama
dan menghirup udara yang sama disinari sinar matahari yang sama.
Ingatlah, bahwa semua itu menjadi
saksi bahwa mereka diciptakan oleh Yang Maha Luas dan Dalam Pengetahuan-Nya,
Maha Pemberi rezki, Maha Mengetahui, dan Maha Bijaksana.
Bagaimana kita mengetahui bahwa
Allah itu الرَّحْمنُ(Ar Rahman – Maha Pengasih)?
Bila kita menyadari betapa lemahnya
janin dalam perut ibunya dimana ia tak kan mampu mengatur dan memperoleh
rezkinya, jika kita merenungkan dan menyadari betapa lemahnya seorang bayi
untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, betapa amat sangat tak berdayanya manusia
untuk dapat membuat biji padi atau buah-buahan sebagai makanannya, menciptakan
hujan, dan membuat udara… Jika Anda menyadari dan merenungkan semua itu, dan
bagaimana Allah menyediakan semua kebutuhan yang tak mampu kita lakukan, maka
hal ini menjadi bukti bahwa semua itu diciptakan oleh Yang Maha Luas dan Dalam
Pengetahuan-Nya, Maha Pemberi rezki, Maha Mengetahui, Maha Bijaksana, dan Maha
Pengasih.
Bagaimana kita memahami bahwa Allah
SWT adalah الكَرِيْمُ Al-Karim – Maha Mulia dengan pemberian-Nya)?
Sesungguhnya, kalau ada orang yang
menjamin nafkah dan kebutuhan 10 orang saja tanpa imbalan apapun, maka orang
lain pasti akan menjulukinya dermawan. Lalu bagaimana dengan Yang telah
menjamin rezki semua manusia bahkan seluruh makhluk hidup? Tentunya hal ini
menunjukkan bahwa yang berbuat demikian itu adalah Maha Mulia dengan
pemberian-Nya:
وَمَا مِن دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ
إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ
كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ﴿٦﴾
Dan tidak ada suatu binatang melata
pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan dia mengetahui
tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya semuanya tertulis dalam
Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). Q.S. Huud (11) ayat 6
Bagaimana kita mengetahui bahwa
Allah SWT adalah الهَادِي (al Hadi – Maha Pemberi petunjuk)?
Jika Anda melihat payudara ibu
sesudah melahirkan penuh dengan air susu, lalu siapa yang menunjuki payudara
tersebut untuk melakukannya? Dan siapa yang telah menunjuki bayi yang baru
lahir untuk mengisap puting susu ibunya yang telah penuh dengan ASI itu?
Tidak dapat diragukan lagi bahwa
semua itu adalah perbuatan Sang Maha Pemberi petunjuk.
Anda melihat benih yang tumbuh
merekah di tanah kemudian batangnya mengarah ke atas sampai yang paling tinggi
dan akarnya pun tetap mengarah ke bawah meskipun posisi benih atau biji itu
mungkin terbalik sebelum tumbuh, hal ini jelas adalah pengaturan Dzat Yang Maha
Pemberi petunjuk. Begitu pula daun-daun yang amat banyak namun tersusun
demikian rapi di mana semuanya mendapatkan sinar matahari yang mereka butuhkan
dan tidak saling menutupi, lalu siapa yang memberi petunjuk kepada
masing-masing daun untuk menempati tempat yang sesuai?
سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى﴿١﴾الَّذِي
خَلَقَ فَسَوَّىٰ﴿٢﴾وَالَّذِي قَدَّرَ فَهَدَىٰ﴿٣﴾
Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha
Tingi. Yang Menciptakan, dan Menyempurnakan (penciptaan-Nya). Dan yang
menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk. Q.S. Al A’laa (87)
ayat 1-3
Bagaimana kita mengetahui bahwa
Allah adalah المُحْيِيْ (Al Muhyi – Maha Menghidupkan)?
Tanah, air, udara dan cahaya
semuanya adalah materi yang mati, tidak bernafas atau bernyawa. Dari materi
mati dan tak bernafas ini Allah SWT menciptakan tumbuhan yang hidup, berkembang
biak, menghasilkan buah atau biji. Ini adalah salah satu bukti bahwa Allah Dzat
yang Maha Menghidupkan.
Bagaimana kita mengetahui bahwa
Allah SWT adalah المُصَوِّرُ (Al Mushawwir – Maha Pembentuk rupa)?
Bila Anda menyaksikan sebuah biji di
tanah berubah menjadi sebuah pohon berbuah, tentulah Anda dapat memastikan
bahwa bentuk pohon yang sempurna itu adalah hasil ciptaan Dzat Yang Maha
Pembentuk. Kita menyaksikan setiap pohon memiliki detail bentuk, warna dan buah
yang amat beragam, demikian juga dengan daun, ranting, bunga, dan struktur
bagian dalamnya. Siapa yang telah mengubah tanah, air, udara, sinar matahari
menjadi kebun yang indah dengan sebaik-baik bentuk? Semua itu menjadi saksi
sifat Allah yang Maha Pembentuk rupa.
JADI, dengan tafakur terhadap
penciptaan Allah, dan dengan merenungkan makanan yang kita makan, kita dapat
mengetahui sebagian sifat-sifat Allah SWT:
- Perencanaan matang terhadap rezki kita menunjukkan sifat Ar-Razzaq
- Kesempurnaan, manfaat, dan tujuan penciptaan dari semua makhluk menjadi bukti sifat Al Hakim.
- Kedalaman dan mendetailnya bentuk ciptaan Allah menunjukkan sifat Al Khabir
- Ilmu dan pengetahuan tak terbatas dalam penciptaan makhluk menunjukkan sifat Al ‘alim.
- Kasih sayang yang terlihat pada penciptaan makhluk menunjukkan sifat Allah Ar Rahim…
Apa manfaat kita mengenal sebagian
sifat-sifat Allah?
Dengan mengenal sifat berarti kita
mengenal pemilik sifat (maushuf). Kita telah mengetahui bahwa yang telah
menciptakan makanan adalah Pemberi rezki, Maha Bijaksana, dalam dan detail
pengetahuan-Nya, Maha Pengasih, … berarti pencipta makanan bukanlah alam
semesta, karena alam yang oleh orang atheis dan darwinis dianggap pencipta
makhluk hidup tidak mungkin memiliki sifat-sifat sempurna. Hanya Allah saja
yang mempunyai semua sifat-sifat kesempurnaan tersebut.
Alam tak punya kemampuan mengatur
hingga kita tidak mungkin mengatakan bahwa alamlah yang mengatur rezki.
Alam tak punya hikmah
(kebijaksanaan atau mengetahui tujuan perbuatannya).
Alam tak punya khibrah
(kedalaman ilmu dan pengalaman).
Alam tak punya pengetahuan sama
sekali.
Alam tak punya sifat rahmat
(kasih sayang).
Alam tak punya karam
(kedermawanan).
Alam tak punya hidayah
(kemampuan memberi petunjuk).
Alam tidak hidup sendiri sehingga ia
mampu memberikan kehidupan kepada yang lain.
Alam tak punya kemampuan tashwir
(membentuk) sehingga kita berkhayal dialah yang membuat bentuk-bentuk indah
yang kita lihat di sekeliling kita.
Dan seperti alam, begitu juga dengan
berhala atau patung yang diagungkan oleh manusia dulu maupun sekarang. Kita
dapat memastikan dengan keyakinan seratus persen bahwa yang memiliki semua
sifat-sifat tersebut hanyalah Allah SWT yang telah berfirman:
فَلْيَنظُرِ الْإِنسَانُ إِلَىٰ
طَعَامِهِ﴿٢٤﴾أَنَّا صَبَبْنَا الْمَاءَ صَبًّا﴿٢٥﴾ثُمَّ شَقَقْنَا الْأَرْضَ
شَقًّا﴿٢٦﴾فَأَنبَتْنَا فِيهَا حَبًّا﴿٢٧﴾وَعِنَبًا وَقَضْبًا﴿٢٨﴾وَزَيْتُونًا
وَنَخْلًا﴿٢٩﴾وَحَدَائِقَ غُلْبًا﴿٣٠﴾وَفَاكِهَةً وَأَبًّا﴿٣١﴾مَّتَاعًا لَّكُمْ
وَلِأَنْعَامِكُمْ﴿٣٢﴾
Maka hendaklah manusia itu memperhatikan
makanannya. Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit),
kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya, lalu Kami tumbuhkan biji-bijian
di bumi itu, anggur dan sayur-sayuran, zaitun dan kurma, kebun-kebun (yang)
lebat, dan buah-buahan serta rumput-rumputan, untuk kesenanganmu dan untuk
binatang-binatang ternakmu. Q.S. ‘Abasa (80) ayat 24-32
Kesimpulan
- Allah SWT memerintahkan kita melakukan tafakur tentang makanan kita karena Dia menjadikan dalam setiap ciptaan-Nya tanda-tanda yang dapat mengenalkan kita sebagian sifat-sifat-Nya.
- Jika kita renungkan bagaimana Allah SWT mengucurkan rezki kepada manusia ketika berada dalam rahim ibu, bagaimana Dia memberi rezki untuknya berupa ASI, lalu rezki berupa tumbuh-tumbuhan, maka kita dapat mengetahui bahwa Allah SWT adalah Ar-Razzaq.
- Kita mengetahui bahwa Allah SWT adalah Al ‘Alim, karena Dia mengetahui kebutuhan Anda terhadap rezki ketika Anda dalam rahim ibu lalu Ia kucurkan rezki-Nya untuk Anda. Allah SWT mengetahui kapan Anda keluar dari perut ibu sehingga Ia siapkan ASI untuk Anda. Allah SWT juga mengetahui keberadaan air dalam tanah sehingga ia ciptakan akar untuk tanaman dan penghisap air, Dia mengetahui kebutuhan dedaunan dan Dzat hijau daun terhadap sinar matahari sehingga Dia jadikan daun-daun itu tumbuh menghadap ke arah sinar matahari.
- Kita mengetahui bahwa Allah SWT adalah Al Hakim ketika kita menyaksikan kesempurnaan dan ketelitian yang tiada tara dalam penciptaan tali pusat, juga tatkala kita menyaksikan kesesuaian yang amat sangat antara perubahan formulasi ASI dengan perkembangan tubuh bayi, begitu pula ketika kita melihat kesempurnaan dan ketelitian di setiap bagian-bagian tumbuhan.
- Kita mengenal bahwa Allah SWT adalah Al Khabir saat kita menyaksikan ketelitian dan ketepatan dalam mengirim makanan dari tubuh ibu ke tubuh Anda saat Anda di dalam rahim, saat kita melihat kesempurnaan terbentuknya ASI dan keluarnya ASI dari makanan yang dikonsumsi ibu, juga ketika kita memperhatikan pembentukan buah-buahan yang beragam dari tanah yang satu, disirami dengan air yang sama dan dengan udara serta matahari yang sama.
- Kita mengetahui bahwa Allah SWT adalah Ar Rahim ketika kita tahu bahwa tanpa rezki dari-Nya kita pasti mati. Namun ia menyayangi kita dengan curahan berbagai rezki karena rahmat dan karunia-Nya.
- Kita mengetahui bahwa Dia adalah Al Karim ketika kita mengetahui bahwa rezki-Nya meliputi semua makhluk-Nya tanpa kecuali.
- Kita mengetahui bahwa Dialah Al Hadi saat kita menyaksikan arahan yang diberikan-Nya kepada payudara ibu yang segera penuh dengan susu tepat setelah bayi lahir, saat Dia memberi ilham kepada bayi yang belum dapat berpikir untuk mengisap payudara ibunya, saat kita melihat tanaman yang berkembang dengan kadar tertentu (pada waktu tertentu) dan juga perkembangan rezki.
- Kita mengetahui bahwa Allah adalah Al Muhyi ketika kita menyaksikan munculnya kehidupan pada benda-benda yang mati.
- Kita mengetahui bahwa Allah adalah Al Mushawwir ketika kita melihat berbagai bentuk yang indah muncul dari tanah, air dan udara.
- Jika kita mengetahui bahwa yang telah menciptakan makanan adalah Ar Razzaq, Al ‘Alim, Al Hakim, Al Khabir, Ar Rahim, Al Karim, Al Hadi, Al Muhyi, dan Al Mushawwir, kita dapat memastikan Dialah Allah SWT. Karena alam semesta atau berhala dengan berbagai jenisnya sama sekali tidak memiliki sifat-sifat dan kemampuan seperti itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar