Kulihat ada cinta di wajahmu
yang begitu tulus dan suci
Ibu
Hatimu setegar batu karang di tengah lautan
yang tiada goyah walau diterpa badai kehidupan
Ibu
Kuingin doamu agar
Aku dapat memberi setitik kebahagiaan dalam hidupmu
Bait puisi ini pernah ku hafalkan waktu zaman SD, dan sampai saat ini masih teringat,
Ketika aku mengingat puisi ini, langsung sosok seorang wanita yang kini tak muda lagi, wajahnya mulai mengerut, namun nampak begitu tulus dan suci langsung muncul dalam ingatan (maklum belasan tahun jadi anak rantau, hingga saat ini), sosok wanita yang berhati setegar batu karang ini tak dapat kurangkul, kucium tangan dan pipinya bahkan kutak dapat berbaring manja di pangkuannya.
Walau tak dapat bersua, menatap wajahnya, namun doa yang begitu tulus begitu terasa disetiap langkah kaki ini.
Ibu, hatimu begitu lembut, ini terbukti ketika ku kecil sampai besar seperti saat ini tidak pernah ku mendengar kata kasar yang keluar dari bibirmu, walau beberapa kali kita berbeda pendapat.
Masih basah dalam ingatan ini ketika ibu memintaku untuk tidak menggunakan rok jika bepergiaan, namun aku tetap pada pendirianku, dan ibu beberapa kali meminta itu, dan aku tetap pada pendirianku, namun itu semua tidak membuat ibu mengeluarkan kata kasar ataupun dengan nada tinggi.
Menisik perjuangan ibu tidak pernah habis untuk dituliskan, bagaimana seorang ibu merasakan tidak enaknya ketika melaului masa-masa ngidam, melawan takut ketika melahirkan yang memperjuangkan nyawa demi nyawa, menyusui siang malam tanpa lelah, memandikan, memasakan makanan, mengurus ini dan itu, mendidik, menjaga dan sungguh masih banyak tugas yang diemban seorang ibu.
Allah SWT begitu memuliakan seorang ibu, ini terbukti Allah memerintahkan kita untuk berbakti kepadanya, ini Allah tuliskan dalam firman-Nya:
“Dan Tuhanmu telah
memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang
di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada
keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan
ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”.
(Q.S Al Israa’, 17:23)
“Dan rendahkanlah dirimu
terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai
Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah
mendidik aku waktu kecil.”
(Q.S Al Israa’, 17:24)
“Dan jika keduanya
memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan
pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang
kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka
Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”.
(Q.S Luqman, 31:15)