Jepa, kuliner Mandar yang terbuat dari bahan ubi kayu/singkong yang diparut dan diperas airnya Photo Credit : Pusvawirna Natalia Mauchtar |
Jepa adalah makanan tradisional yang terbuat dari singkong atau ubi yang
diparut terlebih dahulu kemudian diperas untuk menghilangkan kadar
airnya dan kemudian diayak dan dicampurkan dengan parutan buah kelapa
untuk memberinya rasa gurih dan nikmat.
Jepa dapat dijadikan sebagai bahan makanan pokok, pengganti nasi karena
kandungan karbohidratnya yang cukup tinggi, seperti yang selalu
dijadikan bahan logistik oleh para nelayan Mandar saat melaut, dimana di
laut lepas mereka membutuhkan bahan makanan yang dapat disajikan dengan
cepat sebagai pengganti nasi. Pada beberapa orang yang telah berumur
dan mengidap penyakit sistemik seperti Diabetes Melitus maka Jepa dapat
dijadikan bahan makanan non nasi yang dikonsumsi saat makan siang dan
makan malam. Kandungan karbohidratnya kurang lebih sama dengan yang
dikandung oleh nasi.
Untuk jenis-jenis Jepa anda dapat menemukannya dalam berbagai macam
modifikasi, pengggolongan jenis Jepa adalah berdasarkan bahan
pembuatnya, misalnya saja : 1. Jepa Katong, yaitu jepa yang terbuat dari
katong atau sagu 2. Jepa Golla Mamea, yaitu jepa yang memiliki campuran
gula merah atau gula aren di dalamnya 3. Jepa-Jepa, yaitu jepa dengan
ukuran yang lebih kecil (bahan logistik utama nelayan Mandar saat
melaut) yang dibuat dengan membuat permukaan jepa agak tipis lalu
kemudian dijemur, setelah dijemur ia kemudian dihancurkan, lalu untuk
proses penyajiannya bisa dicampurkan dengan gula aren atau dengan
potongan daging kelapa muda.
Membuat bahan utama jepa sederhananya adalah dengan terlebih dahulu
memarut ubi kayu atau singkong, lalu kemudian hasil parutan tersebut
diperas untuk dikeluarkan kandungan airnya. Ampas yang tertinggal lah
(berwarna putih) yang menjadi bahan utama pembuatan Jepa. Ini yang lalu
di campur dengan bahan-bahan lain untuk melengkapi bahan utamanya
misalnya dengan menambahkan parutan kelapa, atau gula merah (gula aren).
Untuk jepa yang seperti biasanya, tanpa campuran apa-apa bahan utama
ini kemudian ditaburkan diatas piring berbentuk bundar dari tanah liat
dan dipanaskan diatas tungku. Wanita Mandar biasa menggunakan tungku
yang terbuat dari tanah liat untuk memanaskan Jepa.
Untuk membuat kuliner Mandar yang lezat ini kaum wanita atau ibu-ibu biasa membuatnya dengan alat yang disebut dengan nama "Panjepangang" dengan
bentuk seperti piring namun dengan permukaan yang halus terbuat dari
tanah liat. Membuat Jepa membutuhkan keterampilan dalam menuang bahan
baku diatas panjepangang dengan gerakan yang agak cepat dan terukur,
jika terlalu lama memanggangnya maka permukaan jepa akan terlihat hitam,
cukup dengan membuatnya berwarna coklat keemasan maka Jepa tersebut
sudah bisa diangkat.
Menyinggung soal nilai gizi Jepa, sepertinya perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut terhadap hal ini. Proses pengolahannya yang sedemikian rupa
mungkin saja akan mengurangi beberapa kandungan gizi didalamnya. Belum
lagi metode pengolahan yang lama seperti misalnya dengan pengeringan.
Namun sejak dulu kuliner ini telah menggantikan fungsi beras atau nasi
sebagai karbohidrat yang notabene digunakan sebagai sumber energi untuk
tubuh. Sejatinya Jepa telah lama berfungsi sebagai sumber karbohidrat
efisien yang mudah dibuat.
Dalam hal penyajian, Jepa akan sangat tepat jika dipadukan dengan
"Tui-Tuing Tapa" atau ikan terbang yang diasapi, ini adalah kombinasi
makanan pokok dan lauk yang sngat lezat. Atau jika anda menemukanJepa
dan "Bau Peapi" ikan masak Mandar dalam waktu bersamaan maka sebaiknya
anda menggabungkan antara keduanya. Rasa gurih Jepa dan aroma khas Bau
Peapi bisa membuat anda ketagihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar